20130130

Kelahirannya (Mawlid)


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Ahdhirū qulūbakum yā ma`syara dzawi ‘l-albāb; hattā ajluwa lakum `arā’isa ma`ānī ajalli ‘l-ahbāb; Al-makhshūshi bi asyrafi ‘l-alqāb; Ar-rāqī ilā hadhrati ‘l-Maliki ‘l-Wahhab;  hattā nazhara ilā jamālihī bilā sitrin wa lā hijāb
Hadirkanlah hati-hati kalian, wahai orang-orang yang mempunyai akal pikiran!  Agar dapat kujelaskan kepada kalian mengenai segala sifat yang indah menawan dan cantik memukau dari Sang Kekasih Teragung ini.  Yang diistimewakan dengan gelar termulia, Yang pernah naik menghadap Allah, Maha Raja Yang Maha Pemberi; sehingga ia dapat menatap Keindahan-Nya secara langsung tanpa hijab.

falammā āna awānu zhuhūri syamsi ‘r-risālah; fī samā’i ‘l-jalālah; Kharaja marsūmu ‘l-jalīli li-naqībi ‘l-mamlakati Jibrīl
Ketika tiba saatnya kemunculan “Sang Matahari Kerasulan” ini di “Langit Keagungan”, (menjelang kelahiran Rasulullah (s)) maka keluarlah satu malaikat yang membawa perintah Allah Yang Maha Agung kepada Sang Ketua dari Penghuni Langit, Sayyidina Jibril (a).

Yā Jibrīl, nādi fī sā-iri ‘l-makhlūqāt; Min ahli ‘l-ardhi wa ‘s-samāwāt, bi ‘t-tahānī wa ‘l-bisyārāt
“Wahai Jibril (a), serukanlah kepada seluruh makhluk di bumi dan langit, agar melakukan penyambutan dengan ucapan-ucapan selamat datang dan kabar gembira.”

fa inna nūra ‘l-mashūn, wa ‘s-sirral maknūn, alladzī awjadtuhu qabla wujūdi ‘l-asy-yā’i, wa ‘ibdā`i ‘l-ardhi wa ‘s-samā; Anquluhu fī hādzihi ‘l-laylati ilā bathni ummihī masrūra
“Karena sesungguhnya Nur yang terpelihara dan Rahasia yang tertutup sekian lama, yang telah Aku wujudkan sebelum terwujudnya segala sesuatu dan sebelum Kuciptakan bumi dan langit, pada malam ini akan Kupindahkan ke dalam perut ibunya dalam keadaan riang gembira.”

Amla’u bihi ‘l-kawna nūra, wa akfuluhu yatīman wa uthahhiruhu wa ahla baytihī tath-hīra
“Aku penuhi seluruh alam semesta dengan cahaya.  Ia akan Kupelihara dan Kudidik dalam keadaan yatim (tanpa campur tangan ibu bapaknya) dan akan Kusucikan ia dan ahli keluarganya dengan sesuci-sucinya.


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Fahtazza ‘l-`arsyu tharaban wa ‘s-tibsyāra
(Setelah Jibril (a) menyerukan perintah Allah tersebut) `Arasy berguncang hebat karena merasa gembira. 

Wazdāda ‘l-kursiyyu haybatan wa waqāra
Kursi yang sangat hebat itu pun menjadi semakin hebat dan agung (demi memuliakan Nabi (s)).

Wamtalā’ati ‘s-samāwātu anwāra; wa dhajjati ‘l-malā’ikatu tahlīlan wa tamjīdan wa ’s-tighfāra
Dan langit dipenuhi cahaya yang terang benderang; sedangkan para malaikat bergemuruh mengucapkan tahlil, tahmid dan istighfar.

Subhana ‘l-Lāh wa ‘l-hamdulillāh wa lā ilaha illa ‘l-Lāh wa ‘l-Lāhu akbar (4 marrah)
(Maha Suci Allah, dan Segala Puji bagi Allah, dan Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar, 4 kali)

Wa lam taza ‘l-ummuhu tarā anwā`an min fakhrihī wa fadhlihi, ilā nihāyati tamāmi hamlih,
(Sejak awal kehamilannya) Ibunya senantiasa melihat bermacam-macam tanda kemegahannya dan keutamaan bayi di dalam rahimnya, sehingga usia kandungannya cukup sempurna.

Falammasy tadda biha ‘th-thalqu, bi-idzni Rabbi ‘l-khalqi, wa dha`ati ‘l-habība shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama sājidan syākiran hāmidan ka annahu ‘l-badru fī tamāmih; (berdiri)
Lalu ketika dirasakan dirinya akan melahirkan, dengan izin Tuhan pencipta makhluk, maka ia pun melahirkan al-Habib (s), dalam keadaan bersujud, bersyukur dan memuji Allah.  Wajahnya begitu indah laksana bulan purnama yang mencapai puncaknya.


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.

Prediksi tentang Kerajaan Nabi (s) di dalam Taurat


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Al-hadītsuts-tsānī `an `Athā ’ibni Yasārin, `an Ka`bi ‘l-Ahbār, qāla `allamanī abii ‘t-tawrāta illa sifran wāhidan kāna yakhtimuhu wa yudkhiluhu ‘sh-shundūq,
Hadits Kedua:
Diriwayatkan dari Atha’ bin Yasar kisah mengenai Ka’ab al-Ahbar, ia berkata, “Ayahku telah mengajariku seluruh bagian Kitab Taurat kecuali satu bagian saja, bagian itu selalu dibacanya hingga tamat, lalu dimasukkannya ke dalam peti.

falammā māta abī fatahtuhu fa’idzā fīhi Nabiyyun yakhruju ākhiraz-zamān, mawliduhu bi Makkah, wa hijratuhu bi’l-Madiinah, wa sulthānuhu bi ‘sy-Syām,
Ketika ayahku telah meninggal dunia, peti itu kubuka.  Ternyata di dalam bagian kitab Taurat itu terdapat keterangan tentang seorang Nabi yang akan muncul di akhir zaman.  “Tempat lahirnya di Mekah dan tempat hijrahnya adalah Madinah, serta seorang sultannya akan berkuasa dan bertakhta di negeri Syam (yakni Sayyidina Muawiiyah (r)).

yaqush-shu sya`rahu wa yattaziru `alā wa sathihī yakūnu khayra ‘l-anbiyā’i wa ummatuhu khayra ‘l-umam,  yukabbirūna ‘l-Lāha ta`ālā `alā kulli syarafin yashuffūna fi ‘sh-shalāti ka shufūfihim fi ‘l-qitāl, qulūbuhum mashāhifuhum yahmadūna ‘l-Lāha ta`ālā `alā kulli syiddatin wa rakhā,

Ia selalu menggunting rambutnya dan memakai kain pelikat di sekeliling pinggangnya.  Ia akan menjadi Nabi terbaik di antara para Nabi, dan umatnya pun akan menjadi umat terbaik.  Mereka akan selalu bertakbir mengagungkan kebesaran Allah (swt) ketika mendaki ke tempat yang tinggi.  Mereka membuat barisan-barisan ketika salatnya, seperti barisan-barisan mereka ketika berperang.  Hati mereka adalah tempat tersimpannya mushaf-mushaf mereka (maksudnya, banyak yang akan menghapal isi kitab suci al-Qur’an).  Mereka akan senantiasa memuji Allah (swt), baik dalam keadaan susah maupun senang.

tsulutsun yadkhulūna ‘l-jannata bi-ghayri hisāb (Allāhumma’j-`alnā minhum) Wa tsulutsun ya’tūna bi-dzunūbihim wa khathāyāhum fa-yughfaru lahum, wa tsulutsun ya’tūna bi-dzunūbin wa khatāyā `izhām,
Sepertiga dari umatnya masuk ke dalam Surga tanpa hisab, (Ya Allah, jadikanlah kami bagian dari mereka).  Sepertiga lagi, akan datang di Hari Kiamat dengan membawa berbagai dosa dan kesalahan lalu mereka akan dikarunai pengampunan.  Dan sepertiga lagi akan datang menghadap Allah dengan dosa-dosa dan kesalahan yang besar.

fa yaqūlu ‘l-Lāhu ta`ālā li ‘l-malā’ikati ‘dz-habū fa-zinūhum fa yaqūlūna Rabbanā wajadnā hum asrafū `alā anfusihim; wa wajadnā a`mālahum mina ‘dz-dzunūbi ka amtsāli ‘l-jibāli ghayra annahum yasyhadūna an lā ilāha illa ‘l-Lāhu wa anna Muhammadan Rasūlullāh shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallam
Lalu Allah (swt) akan berfirman kepada malaikat, “Pergilah periksa dan timbang amalan mereka.”  Kemudian malaikat melaporkan, “Wahai Tuhan kami, kami mendapati bahwa mereka telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, dan kami dapati bahwa dosa-dosa mereka itu bagaikan gunung.  Namun mereka masih bersaksi bahwa ‘Tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad (s) adalah Utusan Allah.’” 

Asyhadu an lā ilaha illa ‘l-Lāhu wa asyhadu anna Muhammadan Rasūlullāh
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad (s) adalah Utusan Allah.


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Fa yaqūlu ‘l-haqqu wa `izzatī wa jalālī, lā ja`altu man akhlashalī bi syahādati kaman kadz-dzaba bī, adkhilūhumu ‘l-jannata bi-rahmatī,
Mendengar laporan malaikat tersebut, lalu Allah berfirman, “Demi Kemuliaan-Ku dan Keagungan-Ku, Aku tidak akan menyamakan orang-orang yang benar-benar ikhlas bersaksi pada Ketuhanan-Ku dengan orang-orang yang mendustakan Aku.  Masukkanlah mereka itu ke dalam Surga dengan rahmat-Ku.

yā a`azza jawāhiri ‘l-`uqūd, wa khulāshata iksīri sirri ‘l-wujūd; mādihuka qāshirun wa law jā’a bi-badzli ‘l-majhūd; wa wāshifuka `ājizun `an hashri mā hawayta min khishāli ‘l-karami wa ‘l-jūd
Wahai ‘Mutiara Termulia dan Terindah’ dari segala mutiara, wahai ‘Intisari Iksir (obat mujarab yang langka untuk segala jenis penyakit) dari rahasia alam semesta!  Orang yang memujimu tetap akan sebanding pujiannya itu dengan segala sifatmu yang mulia, meskipun ia telah berusaha semaksimal mungkin.  Dan orang yang menggambarkan sifat-sifatmu pun tidak akan mampu melukiskan sifat kemuliaan dan pemurah yang engkau miliki.

Al-kawnu isyārah, wa Anta ‘l-maqshūd; yā asyrafa man nāla ‘l-maqāma ‘l-mahmūd; wa jā’at rusulun min qablika lākinnahum bi ‘r-rif`ati wa ‘l-`ulā laka syuhūd.
Segala yang ada di alam semesta hanyalah isyarat dan tanda yang mendahului kemunculanmu, sedangkan engkaulah maksud sebenarnya bagi terciptanya alama semesta.  Wahai manusia termulia yang telah memperoleh kedudukan terpuji!  Telah datang Rasul-Rasul sebelum engkau, tetapi mereka semua menyatakan kesaksian tentang kemuliaan dan ketinggian derajatmu.


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.

20130129

Mengenai Leluhurnya yang Murni


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Awwalu mā nastaftihu bi-īrādi hadītsayni waradā fī Nabiyyi kāna qadruhu `azhīma wa nasabuhu karīma, wa shirāthuhu mustaqīma
Pertama-tama yang kami jadikan sebagai tirai pembuka bagi kisah kelahiran manusia teragung ini adalah dengan menyampaikan dua rangkaian hadits yang bersumber dari Nabi (s) yang sangat hebat derajatnya, silsilah keturunannya teramat mulia dan perjalanan hidupnya begitu lurus.

Qāla fī haqqihī man lam yazal Samī`an `Alīmā: Inn-Allāha wa malā’ikatahu yushallūna `ala ‘n-Nabiyyi yā ayyuha ‘l-ladzīna āmanū shallū `alayhi wa sallimū taslīma!
Mengenai haknya, Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui telah berfirman, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (s), hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. [QS al-Ahzab, 33:56]


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


(Al-hadītsu ‘l-awwalu)  `an bahri ‘l-`ilmi ‘d-dāfiq, wa lisāni ‘l-qur’āni ‘n-nāthiq, awhadi `ulamā’i ‘n-nās, Sayyidinā `Abdillāh ibni Sayyidinā ‘l-`Abbās, radhiy-Allāhu `anhumā `an Rasūlillāhi shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama annahu qāl, inna quraysyan kānat nūran bayna yadayi ‘l-lāhi `azza wa jalla qabla an yakhluqa Ādama `alayhi ‘s-salām bi alfay `ām,  yusabbihullāha dzālika ‘n-nūru wa tusabbihu ‘l-malā’ikatu bi tasbīhih, falamma khalaqa ‘l-Lāhu Ādama `alayhi ‘s-salām awda`a dzālika ‘n-nūra fī thīnatih,
Hadits pertama:
Diriwayatkan dari seseorang yang bergelar “Samudra Ilmu” yang sangat luas ilmunya, dan yang bergelar “Lidahnya al-Qur’an” yang menuturkan makna-maknanya, seorang tokoh ulama yang tiada bandingannya, yaitu Sayyidina `Abdullah bin Abbas (r) –sebuah hadits yang bersumber dari Rasulullah (s), sesungguhnya beliau (s) bersabda, “Sesungguhnya orang Quraisy (Nabi Muhammad (s)) dahulu adalah berupa Nur di Hadirat Allah `Azza wa Jalla (di antara Kudrat dan Iradat-Nya), kira-kira dua ribu tahun sebelum Dia menciptakan Nabi Adam (a).  Nur tersebut senantiasa bertasbih kepada Allah (swt) dan dengan bacaan tasbihnya itu, para malaikat ikut pula bertasbih kepada-Nya.  Maka ketika Allah menciptakan Nabi Adam (a), dititipkannya Nur tersebut pada tanah liat yang menjadi asal ciptaannya.”

Qāla shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama fa’ahbathaniya ‘l-Lāhu `azza wa jalla ila ‘l-ardhi fī zhahri Ādama `alayhis-salām
Nabi (s) bersabda lagi, “Kemudian Allah menurunkan aku (Nur Muhammad (s)) ke bumi dalam tulang belakang Nabi Adam (a). 

Wa hamalanī fi ‘s-safīnati fī shulbi Nūhin ‘alayhi ’s-salām
Dan aku telah dibawa pula berlayar di dalam bahtera Nuh (a) yang pada saat itu aku berada di dalam tulang sulbinya. 

Wa ja’alanī fī shulbi ‘l-khalīl Ibrāhīma `alayhi ‘s-salām hīna qudzifa bihī finnār,
Lalu aku diletakkan pula di dalam tulang sulbi Nabi Ibrahim (a) ketika ia dilemparkan ke dalam ganasnya kobaran api Raja Namrud.

Wa lam yazali ‘l-Lāhu `azza wa jalla yanqulunī mina ‘l-ashlābi ‘t-thāhirati, ilaa ‘l-arhāmi ‘z-zakiyyati ‘l-fākhirah, hattā akhraja niya ‘l-Lāhu min bayni abawayya wa humā lam yaltaqiyā `alā sifāhin qathth
Allah `Azza wa Jalla senantiasa memindahkan aku dari sulbi-sulbi yang suci ke dalam rahim-rahim yang bersih lagi megah, sehingga Allah mengeluarkan aku (dengan kelahiran jasad) dari ibu-bapakku yang keduanya belum pernah berzina sama sekali.”


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.

20130128

Pujian Penyusun Mawlid ad-Dayba`i


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Fa subhāna man khash-shahu shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallam bi asyrafi ‘l-manāshibi wa ‘l-marātib
Maka Mahasuci Allah yang telah mengistimewakan Nabi (s) dengan semulia-mulianya pangkat dan martabat.

Ahmaduhu `alā mā manaha mina ‘l-mawāhib
Aku memuji kepada-Nya atas segala anugerah yang dikaruniakan-Nya.

Wa asyhadu an lā ilaha illa-Allah wahdahu lā syarīka lahu Rabbu ‘l-masyāriqi wa ‘l- maghārib
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Tuhan yang menguasai timur dan barat.

Wa asyhadu anna sayyidanā Muhammadan `abduhu wa Rasūluhu ‘l-mab`ūtsu ilā sā’iri ‘l-a`ājimi wa ‘l-a`ārib
Dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Sayyidina Muhammad (s) adalah hamba-Nya dan utusan-Nya yang diutus kepada seluruh bangsa `Ajam dan bangsa Arab.

Shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama wa `alā ālihī wa ash-hābihī ūli ‘l-mātsiri wa ‘l- manāqib
Semoga Allah merahmati dan menganugerahkan kesejahteraan kepadanya dan kepada keluarga dan para sahabatnya yang mempunyai kemuliaan turun-temurun dan perilaku yang terpuji.

Shallatan wa salāman dā’imayni mutalāzimayni ya’tī qā’iluhumā yawma ‘l-qiyāmati ghayra khā’ib
Dengan rahmat dan kesejahteraan yang kekal dan tak terpisahkan, yang pada hari kiamat kelak, orang yang senantiasa mengucapkan keduanya (shalawat dan salam) akan datang tanpa kekecewaan dan (bahkan tercapai segala cita-citanya).


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.

20130124

Yā Nabi salām `alayka


Yā Nabi salām `alayka, Yā Rasūl salām `alayka
Wahai Nabi salam sejahtera untukmu, wahai Rasul salam sejahtera untukmu

Habīb salām `alayka, Shalawātullāh `alayka
Wahai Kekasih salam sejahtera untukmu, rahmat Allah semoga tercurah padamu

Asyraqa ‘l-kawnu ‘b-tihājān, bi wujūdi ‘l-mushthaf ‘Ahmad
Alam semesta bergelimang cahaya bergembira dengan kelahiran Rasul pilihan, Ahmad (s)

Wa li ahli ‘l-kawni unsun, wa surūrun qad tajaddad
Seluruh penghuninya merasa bahagia, sambung-menyambung tiada henti (dengan kabar gembira dari Allah ini).

Fathrabū yā ahla ‘l-matsānī, fa hazāru ‘l-yumni gharrad
(Burung sikatan (nightingale) berkicau): “Bergembiralah wahai penghuni dari dua tempat (langit dan bumi) dengan kabar gembira ini.”

Wa ‘stadhī-ū bi jamālin fāqa fi ‘l-husni tafarrad
Dan carilah cahaya dari suatu keindahan, yang mengalahkan semua keindahan dan tiada bandingannya.

Wa lana ‘l-busyrā bisa`din, mustamirrin laysa yanfad
Kabar gembira bagi kita, dengan kebahagiaan abadi yang terus-menerus tiada henti.

Haytsu ūtīnā `atha’an, jama`a ‘l-fakhra ‘l-mu’abbad
Karena kita telah menerima suatu anugerah, yang mencakup semua kemegahan abadi (untuk kehidupan di dunia dan akhirat).

Fa li Rabbī kullu hamdin, jalla an yahshura hu ’l-`ad
Maka bagi Tuhanku, segala pujian untuk-Nya, dan rasa syukur dengan bilangan yang tak terhingga.

Idz habānā bi wujūdi, ‘l-Mushthafa ‘l-Hādī Muhammad
Atas karunia-Nya kepada kita dengan kelahiran Rasul pilihan yang memberi petunjuk, Muhammad (s).


Marhaban Marhaban Yā Nūra `Aynī
Selamat datang, selamat datang wahai Cahaya Mataku

Marhaban Marhaban Jadda ‘l-Husayni
Selamat datang, selamat datang wahai kakek dari al-Husain (a)

Marhaban Yā Rasūlallāhi ahlan, Marhaban bika innā bika nus`ad
Selamat datang wahai Rasulullah (s), selamat datang!  Selamat datang, karena sesungguhnya bersamamu adalah kebahagiaan bagi kami.

Marhaban wa bijāhih Yā Ilāhī, Marhaban jud wa balligh kulla maqshad
Selamat datang, dengan kemuliaannya wahai Tuhanku, selamat datang, bermurah hatilah dan penuhilah segala maksud kami.

Marhaban wa ’hdinaa nahja sabīlih, Marhaban kay bihī nus`ad wa nursyad
Selamat datang, bimbinglah kami dengan metode dan jalan yang ditempuhnya, selamat datang, agar dengannya kami memperoleh kebahagiaan dan petunjuk.


Rabbi f’aghfir lī dzunūbī yā Allāh
Wahai Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku, ya Allah

Bi-barkati ‘l-Hādī Muhammad yā Allāh
Dengan berkah Nabi Pemberi Petunjuk Muhammad (s), ya Allah

Rabbi ballighnā bi jāhih, yā Allāh
Wahai Tuhanku dengan kemuliannya, sampaikanlah kami, ya Allah

Fī jiwārihi khayra maq’ad, yā Allāh
Ke tempat terbaik di sisinya, ya Allah

Wa shalātullāhi taghsyā, yā Allāh
Semoga rahmat Allah senantiasa tercurah padanya, ya Allah

Asyrafa ‘r-Rusli Muhammad, yā Allāh
Kepada Rasul termulia Muhammad (s), ya Allah

Wa salāmun mustamirrun, yā Allāh
Dan kesejahteraan yang tiada henti, ya Allah

Kulla hīni yatajaddad, yā Allāh
Setiap waktu, berganti yang baru, ya Allah


Shall-Allāhu `alā Muhammad, shall-Allāhu `alayhi wa sallam
Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Muhammad (s), semoga Allah melimpahkan kesejahteraan kepadanya.

Rabbi waj`al mujtama`nā, Ghāyatsu husnu ‘l-khitāmi
Wahai Tuhanku, jadikanlah pertemuan kami ini, puncaknya adalah khusnul khatimah

Wa’thinā mā qad sa’alnā, Min `athayaka ‘l-jisāmi
Dan anugerahkanlah kepada kami apa yang kami minta, dari karunia-karunia-Mu yang sangat besar nilainya.

Wa ‘krimi ‘l-arwāha minna, Bi liqā khayri ‘l-anāmi
Dan berkatilah para arwah di antara kami, dengan suatu pertemuan dengan sebaik-baik manusia.

Wa ‘blighi ‘l-mukhtāru `annā, Min shalātin wa salāmi
Sampaikanlah kepada manusia Pilihan-Mu, dari kami, shalawat dan salam yang kami kumandangkan.

Yā Allāhu yā Muhammad, Yā Abu Bakr ash-Shiddiq

Yā `Umar, `Utsmān, Yā `Alī, Fāthimah binti Rasūli

20130123

Qasidah Kafilah


Shalatullāhi mā lāhat kawākib

Shalatullāhi mā lāhat kawākib, `ala Ahmad khayri man rakiba ‘n-najā’ib
Semoga Rahmat Allah—selama bintang-gemintang masih bersinar di langit—senantiasa tercurah kepada Nabi Ahmad (s), sebaik-baiknya manusia yang menunggangi unta.

Hadā hādis-surā bismi ‘l-habā’ib, fahazza ‘s-sukru a`thāfa ‘r-rakā’ib
Pengiring unta-unta telah mendendangkan lagu syair dengan menyebut nama sang kekasih (Nabi Muhammad (s)); dan dengan rasa gembira dan terhibur unta-unta itu turut menggoyangkan tubuh dan lehernya, menari-nari mengikuti irama. 

Alam tarahā wa qad maddat khuthāha, wa sālat min madāmi`ihā sahā’ib
Tidakkah kalian lihat bahwa unta-unta itu memanjangkan langkahnya, dan air matanya bercucuran karena bahagia.

Wa mālat li ‘l-himā tharaban wa hannat, ilā tilka ‘l-ma`ālimi wa ‘l-malā`ib
 Dan begitu asyiknya mereka berjalan menuju tempat kekasihnya (Nabi Muhammad (s)) dengan rasa gembira dan rindu bergelora, mereka ingin agar segera sampai di kandangnya, tempat mereka bermain di sana.

Fada` jadzbaz-zimāmi wa lā tasuqhā, faqā’idu syawqihā li ‘l-hayyi jādzib
Maka biarkanlah mereka, tidak perlu kau tarik tali kekangnya, dan jangan pula menghelanya—karena gelora rindu merekalah yang akan menariknya ke perkampungan Nabi Muhammad (s) (Madinah).

Fahim tharaban kamā hāmat wa illa, fa innaka fī thariqi ‘l-hubbi kādzib
Maka cintailah Nabi Muhammad (s) sepenuh hati dan dengan rasa gembira sebagaimana kecintaan unta-unta itu.  Jika tidak, berarti engkau tidak tulus dalam mencintainya.

Amā hāda ‘l-`aqīqu badā wa hādzi, qibābu ‘l-hayyi lāhat wa ‘l-madhārib
Di sana, lembah al-`Aqiq telah tampak, dan itu, kubah (Makam Nabi (s)) telah terlihat dan juga kubah-kubah para pecinta Nabi (s) telah jelas terlihat.

Wa tilka ‘l-qubbatu ‘l-khadrā wa fīhā, Nabiyyun nūruhu yajlu ‘l-ghayāhib
Dan di sana ada kubah hijau; yang di dalamnya bersemayam seorang Nabi yang cahayanya mampu menyinari dan melenyapkan segala kegelapan.

Wa qad shahha ‘r-ridhā wa danā ‘t-talāqi, wa qad jā al-hanā min kulli jānib
Sungguh telah jelas bahwa Allah telah rida kepadamu, dan pertemuanmu (dengan tempat-tempat suci yang penuh cahaya) semakin dekat, dan rasa riang gembira datang dari segala penjuru.

Fa qul li’n-nafsi dūnaki wa ‘t-tamallī, Famā dūna ‘l-habībi ‘l-yawma hājib
Katakanlah kepada dirimu sendiri, “Puaskan dirimu dengan menatap pusara orang yang engkau cintai—karena pada hari ini, tiada seorang pun yang akan melarangmu untuk bertemu dengan kekasihmu itu.”

Tamallay bi ‘l-habībi bi kulli qashdin, fa qad hashala ‘l-hanā wadh-dhiddu ghā’ib
“Puaskan hatimu ketika bertemu dengan Nabi tercinta (s), karena kebahagiaan telah diraih dan hilanglah semua rasa duka.”

Nabiyyullāhi khayru ‘l-khalqi jam’ā, Lahu a`la ‘l-manāshibi wa ‘l-marātib
Nabi Allah (s) adalah sebaik-baik makhluk seluruhnya—pangkat dan martabat tertinggi adalah miliknya.

Lahu ‘l-jāhur-rafī`u lahu ‘l-ma`ālī, lahu ‘sy-syarafu ‘l-mu’abbadu wa’l-manāqib
Nabi (s) mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dan mulia; beliau (s) memiliki segala sifat mulia yang kekal dan akhlak terpuji.

Falaw annā sa`aynā kulla hīnin, `alā ‘l-ahdāqi lā fawqa ‘n-najā’ib
Jika setiap hari kita mencarinya (berziarah ke makam beliau(s))—mencari di dalam pikiran kita dan bukannya dengan menunggangi unta.

Wa law annā `amilnā kulla yawmin, li-Ahmada mawlidan qad kāna wājib
Dan bahkan jika kita mengadakan Mawlidnya setiap hari, untuk mengingat kelahiran Nabi Ahmad (s), sesungguhnya itu merupakan tugas kita (karena begitu besarnya jasa beliau (s) kepada kita).

`alayhi mina ‘l-muhaymini kulla waqtin, shalātun mā badā nūru ‘l-kawākib
Semoga Rahmat Allah, Yang Maha Memelihara senantiasa tercurah kepada beliau (s) sepanjang masa—selama bintang-gemintang masih terlihat di angkasa.

Ta’ummu ‘l-āla wa ‘l-ash-hāba thurran, jamī`ahum wa `itratahu ‘l-athāyib
Semoga limpahan rahmat itu tercurah pula kepada keluarga dan para Sahabat seluruhnya dan keturunannya yang diberkati.