20130130

Prediksi tentang Kerajaan Nabi (s) di dalam Taurat


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Al-hadītsuts-tsānī `an `Athā ’ibni Yasārin, `an Ka`bi ‘l-Ahbār, qāla `allamanī abii ‘t-tawrāta illa sifran wāhidan kāna yakhtimuhu wa yudkhiluhu ‘sh-shundūq,
Hadits Kedua:
Diriwayatkan dari Atha’ bin Yasar kisah mengenai Ka’ab al-Ahbar, ia berkata, “Ayahku telah mengajariku seluruh bagian Kitab Taurat kecuali satu bagian saja, bagian itu selalu dibacanya hingga tamat, lalu dimasukkannya ke dalam peti.

falammā māta abī fatahtuhu fa’idzā fīhi Nabiyyun yakhruju ākhiraz-zamān, mawliduhu bi Makkah, wa hijratuhu bi’l-Madiinah, wa sulthānuhu bi ‘sy-Syām,
Ketika ayahku telah meninggal dunia, peti itu kubuka.  Ternyata di dalam bagian kitab Taurat itu terdapat keterangan tentang seorang Nabi yang akan muncul di akhir zaman.  “Tempat lahirnya di Mekah dan tempat hijrahnya adalah Madinah, serta seorang sultannya akan berkuasa dan bertakhta di negeri Syam (yakni Sayyidina Muawiiyah (r)).

yaqush-shu sya`rahu wa yattaziru `alā wa sathihī yakūnu khayra ‘l-anbiyā’i wa ummatuhu khayra ‘l-umam,  yukabbirūna ‘l-Lāha ta`ālā `alā kulli syarafin yashuffūna fi ‘sh-shalāti ka shufūfihim fi ‘l-qitāl, qulūbuhum mashāhifuhum yahmadūna ‘l-Lāha ta`ālā `alā kulli syiddatin wa rakhā,

Ia selalu menggunting rambutnya dan memakai kain pelikat di sekeliling pinggangnya.  Ia akan menjadi Nabi terbaik di antara para Nabi, dan umatnya pun akan menjadi umat terbaik.  Mereka akan selalu bertakbir mengagungkan kebesaran Allah (swt) ketika mendaki ke tempat yang tinggi.  Mereka membuat barisan-barisan ketika salatnya, seperti barisan-barisan mereka ketika berperang.  Hati mereka adalah tempat tersimpannya mushaf-mushaf mereka (maksudnya, banyak yang akan menghapal isi kitab suci al-Qur’an).  Mereka akan senantiasa memuji Allah (swt), baik dalam keadaan susah maupun senang.

tsulutsun yadkhulūna ‘l-jannata bi-ghayri hisāb (Allāhumma’j-`alnā minhum) Wa tsulutsun ya’tūna bi-dzunūbihim wa khathāyāhum fa-yughfaru lahum, wa tsulutsun ya’tūna bi-dzunūbin wa khatāyā `izhām,
Sepertiga dari umatnya masuk ke dalam Surga tanpa hisab, (Ya Allah, jadikanlah kami bagian dari mereka).  Sepertiga lagi, akan datang di Hari Kiamat dengan membawa berbagai dosa dan kesalahan lalu mereka akan dikarunai pengampunan.  Dan sepertiga lagi akan datang menghadap Allah dengan dosa-dosa dan kesalahan yang besar.

fa yaqūlu ‘l-Lāhu ta`ālā li ‘l-malā’ikati ‘dz-habū fa-zinūhum fa yaqūlūna Rabbanā wajadnā hum asrafū `alā anfusihim; wa wajadnā a`mālahum mina ‘dz-dzunūbi ka amtsāli ‘l-jibāli ghayra annahum yasyhadūna an lā ilāha illa ‘l-Lāhu wa anna Muhammadan Rasūlullāh shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallam
Lalu Allah (swt) akan berfirman kepada malaikat, “Pergilah periksa dan timbang amalan mereka.”  Kemudian malaikat melaporkan, “Wahai Tuhan kami, kami mendapati bahwa mereka telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, dan kami dapati bahwa dosa-dosa mereka itu bagaikan gunung.  Namun mereka masih bersaksi bahwa ‘Tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad (s) adalah Utusan Allah.’” 

Asyhadu an lā ilaha illa ‘l-Lāhu wa asyhadu anna Muhammadan Rasūlullāh
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad (s) adalah Utusan Allah.


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Fa yaqūlu ‘l-haqqu wa `izzatī wa jalālī, lā ja`altu man akhlashalī bi syahādati kaman kadz-dzaba bī, adkhilūhumu ‘l-jannata bi-rahmatī,
Mendengar laporan malaikat tersebut, lalu Allah berfirman, “Demi Kemuliaan-Ku dan Keagungan-Ku, Aku tidak akan menyamakan orang-orang yang benar-benar ikhlas bersaksi pada Ketuhanan-Ku dengan orang-orang yang mendustakan Aku.  Masukkanlah mereka itu ke dalam Surga dengan rahmat-Ku.

yā a`azza jawāhiri ‘l-`uqūd, wa khulāshata iksīri sirri ‘l-wujūd; mādihuka qāshirun wa law jā’a bi-badzli ‘l-majhūd; wa wāshifuka `ājizun `an hashri mā hawayta min khishāli ‘l-karami wa ‘l-jūd
Wahai ‘Mutiara Termulia dan Terindah’ dari segala mutiara, wahai ‘Intisari Iksir (obat mujarab yang langka untuk segala jenis penyakit) dari rahasia alam semesta!  Orang yang memujimu tetap akan sebanding pujiannya itu dengan segala sifatmu yang mulia, meskipun ia telah berusaha semaksimal mungkin.  Dan orang yang menggambarkan sifat-sifatmu pun tidak akan mampu melukiskan sifat kemuliaan dan pemurah yang engkau miliki.

Al-kawnu isyārah, wa Anta ‘l-maqshūd; yā asyrafa man nāla ‘l-maqāma ‘l-mahmūd; wa jā’at rusulun min qablika lākinnahum bi ‘r-rif`ati wa ‘l-`ulā laka syuhūd.
Segala yang ada di alam semesta hanyalah isyarat dan tanda yang mendahului kemunculanmu, sedangkan engkaulah maksud sebenarnya bagi terciptanya alama semesta.  Wahai manusia termulia yang telah memperoleh kedudukan terpuji!  Telah datang Rasul-Rasul sebelum engkau, tetapi mereka semua menyatakan kesaksian tentang kemuliaan dan ketinggian derajatmu.


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar