20130123

Qasidah Kafilah


Shalatullāhi mā lāhat kawākib

Shalatullāhi mā lāhat kawākib, `ala Ahmad khayri man rakiba ‘n-najā’ib
Semoga Rahmat Allah—selama bintang-gemintang masih bersinar di langit—senantiasa tercurah kepada Nabi Ahmad (s), sebaik-baiknya manusia yang menunggangi unta.

Hadā hādis-surā bismi ‘l-habā’ib, fahazza ‘s-sukru a`thāfa ‘r-rakā’ib
Pengiring unta-unta telah mendendangkan lagu syair dengan menyebut nama sang kekasih (Nabi Muhammad (s)); dan dengan rasa gembira dan terhibur unta-unta itu turut menggoyangkan tubuh dan lehernya, menari-nari mengikuti irama. 

Alam tarahā wa qad maddat khuthāha, wa sālat min madāmi`ihā sahā’ib
Tidakkah kalian lihat bahwa unta-unta itu memanjangkan langkahnya, dan air matanya bercucuran karena bahagia.

Wa mālat li ‘l-himā tharaban wa hannat, ilā tilka ‘l-ma`ālimi wa ‘l-malā`ib
 Dan begitu asyiknya mereka berjalan menuju tempat kekasihnya (Nabi Muhammad (s)) dengan rasa gembira dan rindu bergelora, mereka ingin agar segera sampai di kandangnya, tempat mereka bermain di sana.

Fada` jadzbaz-zimāmi wa lā tasuqhā, faqā’idu syawqihā li ‘l-hayyi jādzib
Maka biarkanlah mereka, tidak perlu kau tarik tali kekangnya, dan jangan pula menghelanya—karena gelora rindu merekalah yang akan menariknya ke perkampungan Nabi Muhammad (s) (Madinah).

Fahim tharaban kamā hāmat wa illa, fa innaka fī thariqi ‘l-hubbi kādzib
Maka cintailah Nabi Muhammad (s) sepenuh hati dan dengan rasa gembira sebagaimana kecintaan unta-unta itu.  Jika tidak, berarti engkau tidak tulus dalam mencintainya.

Amā hāda ‘l-`aqīqu badā wa hādzi, qibābu ‘l-hayyi lāhat wa ‘l-madhārib
Di sana, lembah al-`Aqiq telah tampak, dan itu, kubah (Makam Nabi (s)) telah terlihat dan juga kubah-kubah para pecinta Nabi (s) telah jelas terlihat.

Wa tilka ‘l-qubbatu ‘l-khadrā wa fīhā, Nabiyyun nūruhu yajlu ‘l-ghayāhib
Dan di sana ada kubah hijau; yang di dalamnya bersemayam seorang Nabi yang cahayanya mampu menyinari dan melenyapkan segala kegelapan.

Wa qad shahha ‘r-ridhā wa danā ‘t-talāqi, wa qad jā al-hanā min kulli jānib
Sungguh telah jelas bahwa Allah telah rida kepadamu, dan pertemuanmu (dengan tempat-tempat suci yang penuh cahaya) semakin dekat, dan rasa riang gembira datang dari segala penjuru.

Fa qul li’n-nafsi dūnaki wa ‘t-tamallī, Famā dūna ‘l-habībi ‘l-yawma hājib
Katakanlah kepada dirimu sendiri, “Puaskan dirimu dengan menatap pusara orang yang engkau cintai—karena pada hari ini, tiada seorang pun yang akan melarangmu untuk bertemu dengan kekasihmu itu.”

Tamallay bi ‘l-habībi bi kulli qashdin, fa qad hashala ‘l-hanā wadh-dhiddu ghā’ib
“Puaskan hatimu ketika bertemu dengan Nabi tercinta (s), karena kebahagiaan telah diraih dan hilanglah semua rasa duka.”

Nabiyyullāhi khayru ‘l-khalqi jam’ā, Lahu a`la ‘l-manāshibi wa ‘l-marātib
Nabi Allah (s) adalah sebaik-baik makhluk seluruhnya—pangkat dan martabat tertinggi adalah miliknya.

Lahu ‘l-jāhur-rafī`u lahu ‘l-ma`ālī, lahu ‘sy-syarafu ‘l-mu’abbadu wa’l-manāqib
Nabi (s) mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dan mulia; beliau (s) memiliki segala sifat mulia yang kekal dan akhlak terpuji.

Falaw annā sa`aynā kulla hīnin, `alā ‘l-ahdāqi lā fawqa ‘n-najā’ib
Jika setiap hari kita mencarinya (berziarah ke makam beliau(s))—mencari di dalam pikiran kita dan bukannya dengan menunggangi unta.

Wa law annā `amilnā kulla yawmin, li-Ahmada mawlidan qad kāna wājib
Dan bahkan jika kita mengadakan Mawlidnya setiap hari, untuk mengingat kelahiran Nabi Ahmad (s), sesungguhnya itu merupakan tugas kita (karena begitu besarnya jasa beliau (s) kepada kita).

`alayhi mina ‘l-muhaymini kulla waqtin, shalātun mā badā nūru ‘l-kawākib
Semoga Rahmat Allah, Yang Maha Memelihara senantiasa tercurah kepada beliau (s) sepanjang masa—selama bintang-gemintang masih terlihat di angkasa.

Ta’ummu ‘l-āla wa ‘l-ash-hāba thurran, jamī`ahum wa `itratahu ‘l-athāyib
Semoga limpahan rahmat itu tercurah pula kepada keluarga dan para Sahabat seluruhnya dan keturunannya yang diberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar