20130115

Shalawât adz-Dzâtiyyah


(Dibaca 1 kali setiap hari)

Shalawât Dzâtiyyah menggunakan bahasa Arab yang tidak umum.  Sayyidina Muhyiddin ibn `Arabi (k) menyusunnya dan ia mengandung begitu banyak makna yang dalam dan tersembunyi.  Shalawat ini ditemukan di Masjid Universitas al-Azhar di Mesir dan juga terdapat di dalam kitab Dalâil al-Khayrât yang lama.  Satu kali pembacaan shalawat ini akan membawa kalian pada berkah yang tak terhingga, seolah-olah kalian membaca Dalâil al-Khayrât sepanjang hari, setiap hari dan kalian akan memperoleh 70.000 pahala dan keberkahan.

Allâhumma shalli `ala ‘dz-dzât al-muthalsam wa ‘l-ghayb al-muthamtham lâhût al-jamâl nâsût al-wishâl thal`ati ‘l-haqq kanzi `ayni ‘l-insân al-azali fî nasyrî man lam yazal fî qâba nâsût al-wishâl al-aqrab.  Allâhumma shalli bihi minhu fîhi `alayhi wa sallim.

Di sini Allah (I) mengirimkan shalawat dan salam-Nya pada Dzat Nabi (e) yang tidak diketahui oleh seorang pun karena ia tersembunyi dan orang tidak bisa menembus realitasnya tanpa mengetahui kode rahasia yang diperlukan untuk membuka dan mendekodenya. 

adz-dzâti ‘l-Muthalsam adalah Dzat yang terlindungi, yang tak seorang pun dapat membukanya, dan  Al-Ghaybi ‘l-Muthamtham adalah alam gaib yang tak seorang pun dapat mencapai atau membicarakannya.  Lâhût al-Jamâl artinya tak ada satu pun yang melebihi keindahan Nabi (e); beliau adalah Keindahan bagi alam semesta ini dan Keindahan bagi Surga.  Lâhût artinya apa yang terkandung di dalam bumi dan Nâsût adalah sambungan/penghubung dari bumi ke langit, Thal`ati ‘l-Haqq, pemunculan Sang Kebenaran, yaitu Sayyidina Muhammad (e), di mana Allah (I) menyandangkan beliau dengan busana Keadilan dan Keindahan.  Insân al-azal fî nasyrî man lam yazal, “Ia adalah manusia yang hidup sejak masa azali hingga abadi, yang akan membuka rahasia Asmâul Husna wal Sifat." 

Fî qâba nâsût al-wishâl al-aqrab, “Ia hanya membuka kepada orang-orang yang mencapai hubungan antara kehidupan duniawi dengan kehidupan surgawi, ia membukakan kepada mereka ketika mereka bergerak menuju ke (level) surgawi. 

Shalli bihi (berbeda dengan shalli `alayh), artinya “bershalawat melalui Nabi (e)”, minhu, “darinya dan kepadanya” atau “dari Nabi (e) kepada Nabi (e)” dan fihi, “di dalam dirinya”, `alayhi, “kepadanya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar