20130531

Yaa Hanaa Naa




ظَهَرَ الدِّينُ المُؤَيَّد   بِظُهُورِالنَّبِى اَحمَد
Zhaharad-diinul mu’ayyad, bi zhuhuurin Nabi Ahmad
Telah muncul agama yang didukung, dengan munculnya sang Nabi Ahmad (s)


يَا هَنَانَــــــــا بِمُحَمَّد  ذَلِكَ الفَضلُ مِنَ الله
Yaa hanaa naa bi Muhammad, dzalika’l-fadhlu mina’l-Laah
Betapa beruntungnya kami dengan Muhammad (s), itulah anugerah dari Allah (swt)


يَا هَنَانَا
Yaa hanaa naa
Betapa beruntungnya kami


خُصَّ بِالسَّبعِ المَثَانِى   وَحَوى لُطفَ المَعَأنِى
Khushsha bis-sab`i ‘l-matsaanii, wa hawa luthfa ‘l-ma`aanii
Diistimewakan dengan as-Sab’ul Matsaani (al-Fatihah), penghimpun rahasia bagi setiap makna


مَالَهُ فِى الخَلقِ ثَانِى   وَعَلَيهِ اَنزَلَ الله
Maa lahu fi ‘l-khalqi tsaanii, wa `alayhi anzala’l-Laah
Tidak ada yang senilai dengannya, dan Allah (swt) mewahyukan kepadanya (s)


يَا هَنَانَا
Yaa hanaa naa
Betapa beruntungnya kami


مِن مَكَّةٍ لَمَّا ظَهَر    لِاَجلِهِ انشَقَ القَمَر
Min Makkati’l-lammaa zhahar, li ajlihin syaqqa ‘l-qamar
Ketika di Mekah bulan tampak terbelah deminya (s),


وَافتخَرَت الُ مُضَر   بِهِ عَلى كُلِّ الاَنَام
Waf takharat aalu mudhar, bihi `ala kulli ‘l-anaami
lalu kabilah Mudhar (kabilah Nabi (s)) dibanggakan oleh seluruh manusia


يَاهَانَانَأ
Yaa hanaa naa
Betapa beruntungnya kami

اَطيَبُ النَّاسِ خَلقًا   وَاَجَلُّ النَّاسِ خُلُقُا
Athyabun-naasi khalqan, wa ajallu ‘n-naasi khuluqaan
Beliau (s) adalah manusia terbaik ciptaan-Nya, dan teragung akhlaknya


ذِكرُهُ غَربًا وَشَرقًا   سَائِرٌ وَالحَمدُ لِله
Dzikruhu gharbaan wa syarqaan, saa’irun wa ‘l-hamduli’l-Lah
Semua berzikir kepadanya baik di barat atau di timur, segala puji hanya bagi Allah (swt)


يَاهَنَانَا
Yaa hanaa naa
Betapa beruntungnya kami


صَلُّوا عَلى خَيرِ الاَنَام   المُصطَفَى بَدرِالتَّمَام
Shallu `ala khayri ‘l-anaami, al-Mushthafa badrit-tamaami
Berselawatlah ke atas sebaik-baik manusia (Muhammad (s)) yang terpilih, Sang Bulan Purnama


صَلُّوا عَلَيهِ وَسَلِّمُوا   يَشفَع لَنَأ يَومَ الزِّحَام
Shallu `alayhi wa sallimuu  yasyfa`lanaa yawmaz-zihaami
Sampaikanlah salam kepadanya, semoga diberi syafaat pada Hari Kebangkitan


يَا هَنَانَا
Yaa hanaa naa
Betapa beruntungnya kami


يَا هَنَانَا
Yaa hanaa naa

Betapa beruntungnya kami

20130226

Pujian Penutup


Alhamduli ‘l-Lāhi Rabbi ‘l-`ālamīn.  Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alā Sayyidinā Muhammadin wa `alā ālihī wa shahbihī ajma`īn.  Ja`alanā ‘l-Lāhu wa iyyākum mimman yastawjibu syafā`atahū wa yarjū mina ‘l-Lāhi rahmatahū wa ra’fatah
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta alam.  Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad (s) dan keluarganya serta sahabatnya semua.  Ya Allah, jadikanlah kami dan semua yang hadir termasuk ke dalam golongan yang mendapat syafaatnya dan kami senantiasa mengharapkan rahmat dan kasih-Nya.

Allāhumma bi hurmati hādza ‘n-nabiyyi ‘l-karīmi wa ālihī wa ash-hābihi ‘s-sālikīna `alā manhaji ‘l-qawīmi, ij`alnā min khiyāri ummatihī, wa ‘s-turnā bi dzayli hurmatihī, w’ahsyurnā ghadan fī zumratihī, w’asta`mil alsinatanā fī madhihī wa nushratih, wa ahyinā mutamassikīna bi sunnatihī wa thā`atih wa amitnā ‘l-Lāhumma `alā hubbihī wa jamā`atih
Ya Allah, dengan kehormatan Nabi (s) yang mulia ini, dan keluarganya serta para sahabatnya yang telah menempuh jalan yang lurus, jadikanlah kami sebaik-baik umatnya (pada Hari Kebangkitan) dan tutuplah keburukan kami dengan kesuciannya.  Kumpulkanlah kami ke dalam golongannya kelak.  Gunakanlah lidah kami dalam memujinya dan membelanya.  Hidupkanlah kami dengan memegang teguh Sunnahnya dan taat kepadanya, dan matikanlah kami dalam keadaan mencintainya dan mencintai umatnya.

Allāhumma adkhilnā ma`ahū ‘l-jannata fa-innahū awwalu man yadkhuluhā, wa anzilnā ma`ahū fī qushūrihā, fa innahū awwalu man yanziluhā, w’ar-hamnā yawma yasyfa`u li ‘l-khalā-iqi fa-tarhamuhā
Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga bersama dengannya, karena sesungguhnya beliaulah yang pertama yang akan memasukinya.  Tempatkanlah kami di dalam mahligai surga bersama dengannya, karena sesungguhnya beliaulah yang pertama yang akan menempatinya.  Dan kasihanilah kami pada saat beliau (s) akan memberikan syafaatnya kepada seluruh makhluk, karena Engkau menyayangi mereka semua.

Allāhumma ‘r-zuqnā ziyāratahū fī kulli sanah, wa lā taj`alnā mina ‘l-ghāfilīna `anka wa lā `anhu qadra sinah
Ya Allah, berikanlah kami rezeki untuk dapat menziarahinya pada setiap tahun, dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk golongan orang-orang yang lalai dalam mengingat-Mu dan mengingat baginda Rasul walau hanya sekejap mata.

Allāhumma lā taj`al fī majlisinā hādzā ahadan illā ghasalta bi-mā’i ‘t-tawbati dzunūbah, wa satarta bi ridā’i ‘l-maghfirati `uyūbah
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dalam majelis kami ini seorang pun melainkan Engkau telah basuh dosa-dosanya dengan ‘air tobat’ dan telah Engkau tutupi segala keburukannya dengan ‘selendang pengampunan-Mu’.

Allāhumma innahū kāna ma`anā fī ‘s-sanati ‘l-mādhiyati ikhwān
Ya Allah, sesungguhnya pada tahun yang lalu, masih ada bersama kami beberapa saudara kami…

Rahimahumu ‘l-Lāh
Semoga Allah merahmati mereka

Mana`ahumu ‘l-qadhā’u `ani ‘l-wushūli ilā mitslihā, fa lā tahrimhum tsawāba hādzihi ‘s-sā`ati wa fadhlahā
Yang kali ini mereka tidak dapat menghadiri majelis pada tahun ini karena takdir-Mu, janganlah Engkau halangi mereka untuk menerima berkah dan pahala dan kelebihan yang ada pada waktu ini.

Allāhumma ‘r-hamnā idzā shirnā min ash-hābi ‘l-qubūr, wa wa fiqnā li`amalin shālihin yabqā sanāhu `alā mamarri ‘d-duhūr
Ya Allah, sayangilah kami bila kami nanti menjadi penghuni kubur, dan berikanlah kekuatan kepada kami untuk melakukan amal kebaikan yang akan terus bercahaya sepanjang masa.

Allāhumma ‘j-`alnā li’ālā’ika dzākirīn, wa lina`mā’ika syākirīn, wa li-yawmi liqā’ika mina ‘dz-dzākirīn, wa ahyinā bi-thā`atika masyghūlīn, wa idzā tawaffaytanā fa-tawaffanā ghayra maftūnīn, wa lā makhdzūlīn, wakhtim lanā minka bi khayrin ajma`īn
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang senantiasa ingat dengan karunia-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan mengingati Hari Perjumpaan dengan-Mu.  Hidupkanlah kami dalam keadaan senantiasa sibuk dengan ketaatan kepada-Mu.  Bila Engkau matikan kami kelak, maka ambillah nyawa kami tanpa godaan dan maksiat apapun.  Dan akhirilah umur kami semua dengan kebaikan dari sisi-Mu.

Allāhumma ‘k-finā syarra ‘zhālimīn (3 marrāt)
Ya Allah, peliharalah kami dari kejahatan orang-orang yang zalim (3 kali)

Waj`alnā min fitnati hādzihi ‘d-dunyā sālimīn
Dan jadikanlah kami selamat dari godaan kehidupan duniawi ini. 

Allāhumma ‘j-`al hādza ‘r-rasūla ‘l-karīma lanā syafī`an, w’arzuqnā bihī yawma ‘l-qiyāmati maqāman rafī`a
Ya Allah, jadikanlah Rasul (s) yang mulia ini sebagai pemberi syafaat bagi kami.  Dan karena syafaatnya, berikanlah kepada kami kedudukan yang tinggi pada Hari Kiamat nanti.

Allāhumma ‘sqinā min hawdhi nabiyyika Muhammadin shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama syarbatan hanī’atan marī’atan lā nazhma’u ba`dahā abadan, wa ‘h-syurnā tahta liwā’ihī ghadan
Ya Allah, puaskanlah dahaga kami dengan meminum dari telaganya Nabi Muhammad (s) dengan minuman yang sedap dan lancar, yang setelahnya kami tidak akan merasa dahaga lagi, selama-lamanya.  Dan kumpulkanlah kami di bawah benderanya nanti.

Allāhumma ‘gh-firlanā bihī wa li-ābā’inā wa li-ummahātinā, wa li-masyāyikhinā wa li-mu`allimīnā wa dzawī ‘l-huqūqi `alaynā, wa li-man ajrā hādza ‘l-khayra fī hādzihi ‘l-laylah, wa li-jamī`i ‘l-mu’minīna wa ‘l-mu’mināt, wa ‘l-muslimīna wa ‘l-muslimāt, ‘l-ahyā’i minhum wa ‘l-amwāt  
Ya Allah, dengan berkat kemuliaan Nabi Muhammad (s), ampunilah kami, ayah-ayah kami, ibu-ibu kami, para masyaikh kami, guru-guru yang telah mengajari kami, orang-orang yang terkait dengan kami, orang-orang yang telah mempersiapkan acara pada malam ini, dan seluruh orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, dan orang-orang Islam, laki-laki dan perempuan, yang masih hidup dan yang telah tiada.

Innaka qarībun mujību ‘d-da`awāt, wa qādhiya ‘l-hājāt, wa ghāfirū ‘dz-dzunūbi wa ‘l-khathī’at, yā Arhama ‘r-Rāhimīn
Sesungguhnya Engkau adalah Zat yang sangat dekat rahmat dan bantuan-Nya, Yang memperkenankan segala doa, Yang menunaikan segala hajat dan Yang mengampunkan segala dosa dan kesalahan.  Wahai Zat Yang Maha Penyayang dari semua penyayang.

Wa shalla ‘l-Lāhu `alā Sayyidinā Muhammadin wa `alā ālihī wa shahbihī wa sallam.  Subhāna rabbika rabbi ‘l-`izzati `ammā yashifūn, wa salāmun `ala ‘l-mursalīn, wa ‘l-hamdulillāhi rabbi ‘l-`ālamīn
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad (s) dan seluruh kelurga serta para sahabatnya.  Mahasuci Tuhanmu yang mempunyai kemegahan, dari apa yang mereka sifatkan.  Salam sejahtera atas para Rasul dan segala puji hanyalah bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Al-Fātihah

Masa Mudanya



Wa wulida shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallam makhtūnan biyadi ‘l- `inayah
Nabi Muhammad (s) dilahirkan sudah dalam keadaan dikhitan dengan Kekuasaan Allah (swt)

Makhulan bi kuhli ‘l-hidāyah
Kedua matanya bercelak dengan “Celak Hidayah” (terpelihara dari memandang hal-hal yang tidak diridai Allah).

Fa-asyraqa bi-bahā’ihi ‘l-fadhā
Ruang angkasa menjadi terang-benderang karena cahayanya.

Wa tala`la’a ‘l-kawnu min nūrihī wa adhā
Dan alam semesta penuh dengan keindahan serta bersinar cemerlang karena cahayanya itu. 

Wa dakhala fī aqdi bay`atihī man baqiya mina ‘l-khalā’iqi kamā dakhala fīhā man madhā
Orang-orang yang tidak berjumpa dengannya adalah termasuk umatnya juga, sebagaimana orang-orang terdahulu sebelumnya.

Awwalu fadhīlati ‘l-mu`jizāt bi-khumūdi nāri fārisa wa suqūti ‘sy-syurrāfāt, wa rumiyati ‘sy-syayāthīnu mina ‘s-samā’i bi ‘sy-syuhubi ‘l-muhriqāt, wa raja`a kullu jabbārin mina ‘l-jinni wa huwa bi shawlati salthanatihī dzalīlun khādhi`
Kehebatan pertama dari mukjizatnya adalah padamnya api sembahan orang-orang Persia (yang tidak pernah padam selama seribu tahun sebelumnya).  Dan beranda-beranda istana Maharaja Persia tiba-tiba runtuh berjatuhan.  Setan-setan dihujani dengan panah-panah api meteor yang panas membakar dari langit.  Semua jin yang sombong dan zalim, menyerah dengan hina dan tunduk dengan kekuasaan kesultanannya.

Lammā ta’allaqa min sanāhu ‘n-nūru ‘s-sāthi`, wa asyraqa min bahā’ihi ‘dh-dhiyā’ul-lami`,  hattā `uridha `ala ‘l-marādhi`
Dan bersinarnya cahaya lembut berkilauan darinya (ketika lahir), sampai beliau diperlihatkan kepada ibu yang akan menyusuinya.

Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.

Qīla: man yakfulu hādzihi ‘d-durrata ‘l-yatīmah, allatī lā tūjadu lahā qīmah?  Qālati ‘th-thuyūr: nahnu nakfuluhu wa naghtanimu himmatahu ‘l-`azhīmah
Setelah kelahiran Nabi Muhammad (s) malaikat mengajukan pertanyaan kepada seluruh makhluk, “Siapakah yang ingin mengasuh ‘mutiara yang sangat berharga ini, yang tidak ternilai harganya?’”  Burung-burung menjawab, “Kamilah yang akan mengasuhnya dan mengambil manfaat dari cita-citanya yang besar.”

Qālati ‘l-wuhūsy: nahnu awlā bidzālika likay nanāla syarafahu wa ta`zhīmah
Binatang-binatang liar berkata, “Kamilah yang lebih layak mengasuhnya agar kami dapat memperoleh kemuliaan dan penghormatannya.”

Qīla: yā ma`syara ‘l-umami ‘s-kunū fa-inna ‘l-Lāha qad hakama fī sābiqi hikmatihi ‘l-qadīmah, bi-anna Nabiyyahu Muhammadan shalla’l-Lāhu `alayhi wa sallama yakūnu radhī`an li-Halīmata ‘l-halīmah
Lalu dijawab oleh malaikat, “Wahai sekalian golongan, tenanglah kalian semua!  Karena sesungguhnya Allah telah memutuskan sejak dulu dan dengan Kebijaksanaan-Nya yang Maha terdahulu bahwa Nabi-Nya, Muhamaad (s) akan diasuh dan disusui oleh Halimah (binti Abi Dzuaib), seorang wanita yang amat penyabar.


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.

Falamma a`radha `anhu marādhi`u ‘l-insi limā sabaqa fī thayyi ‘l-ghayb mina ‘s-sa`ādati li-Halīmata binti Abī Dzu’ayb
Ketika tiba masanya, tidak ada yang ingin menjadi ibu susunya, sebagaimana telah dikatakan sebelumnya bahwa dengan suratan takdir-Nya Halimah binti Abi Dzuaib berbahagia menjadi ibu susunya.

Fa-lamma waqa`a nazharuhā `alayh, bādarat musri`atan ilayh, wa wadha`at-hu fī hijrihā, wa dhammat-hu ilā shadrihā
Ketika ia melihatnya, dengan segera ia mengambilnya, lalu memangku dan mendekapnya di dadanya. 

Fa-hasya lahā mutabassimā, fakharaja min tsaghrihī nūrun lahiqa bi ‘s-samā’i fa hamalathu ilā rahlihā w ‘artahalat bihī ilā ahlihā
Bayi itu terlihat tersenyum kepadanya, dan dari gigi sucinya terpancar cahaya yang menjulang ke langit.  Ia lalu membawanya ke kendaraannya dan mereka kembali ke tempat keluarganya.

Fa-lamma washalat bihī ilā muqāmihā, `āyanat barakatahu hatta `alā aghnāmihā
Ketika ia bersama bayi itu tiba di kampungnya, ia menyaksikan keberkahan yang dibawa bayi itu sampai pada kambing-kambing peliharaannya (yang sakit menjadi sehat dan gemuk, air susunya memancar deras sehingga cukup bagi seluruh keluarga, setelah diusapkannya tangan bayi itu ke atas kambing-kambingnya.)

Wa kānat kulla yawmin tarā minhu burhānā wa tarfa`u lahu qadran wa sya’nān
Lalu setiap hari ia melihat tanda-tanda yang luar biasa dan keberkahan dari bayi yang sedang diasuhnya itu.  Dan semakin tinggi dan kuat rasa sayangnya kepada bayi itu.

Hatta indaraja fī hullati ‘l-luthfi wa ‘l-amān wa dakhala bayna ikhwatihī ma`a ‘sh-shibyān
Hingga bayi asuhannya itu semakin besar dan sehat sejahtera dan dapat bergaul dengan saudara-saudara sesusuannya yang lain dan anak-anak yang sebaya dengannya.               


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Fa-baynamā ‘l-habību shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama dāta yawmin nā’in `ani ‘l-awthān, idz aqbala `alayhi tsalātsatu nafarin, ka-anna wujūhahumu ‘sy-syamsu wa ‘l-qamar
Pada suatu hari, ketika Sang Kekasih (s) sedang berada jauh dari perkampungannya, tiba-tiba datanglah tiga orang yang wajahnya sangat tampan bagaikan matahari dan rembulan.

Fa ‘n-thalaqa ‘sh-shibyānu harabā wa waqafa ‘n-nabiyyu shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama muta`ajjibā
Semua temannya melarikan diri ketakutan, sedangkan Nabi (s) berdiri dengan rasa kagum dan heran (melihat ketampanan mereka yang luar biasa). 

Fa’adhja`ūhu `alā ‘l-ardhi idhjā`ā khafīfā wa syaqqū bathnahu syaqqan lathīfā
Kemudian mereka membaringkan Nabi (s) di tanah dengan hati-hati dan lemah lembut, kemudian membelah dadanya dengan tanpa rasa sakit sedikit pun. 

Tsumma akhrajū qalba sayyidi waladi `Adnān, wa syarahūhu bi sikkīni ‘l-ihsān wa naza`ū minhu hazh-zha ‘sy-syaythān wa mala’ūhu bi ‘l-hilmi wa ‘l-`ilmi wa ‘l-yaqīni wa ‘r-ridhwān
Mereka mengeluarkan kalbu dari ‘Penghulu anak cucu Adnan’ ini, mereka membedahnya dengan penuh teliti, lalu mereka membuang dari kalbu itu sesuatu yang menjadi bisikan Setan dan mengisinya dengan kesabaran, ilmu pengetahuan, keyakinan dan keridaan.

Wa a `ādūhu ilā makānihī fa-qāma ‘l-habību shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama sawiyyan kamā kān
Kemudian mereka mengembalikannya ke tempat semula dan Sang Kekasih (s) pun bangun dan berdiri kembali seperti semula.


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Fa-qālati ‘l-malā’ikah: yā habība ‘r-rahmān, law `alimta mā yurādu bika mina ‘l-khayr, la`arafta qadra manzilatika `ala ‘l-ghayr, wa azdadta farahan wa surūra, wa bahjatan wa nūra
Lalu para malaikat itu berkata, “Wahai Sang Kekasih Allah Yang Maha Pemurah, seandainya engkau mengetahui tujuan baik Allah kepadamu, pasti engkau akan mengetahui ketinggian derajatmu yang melebihi makhluk lainnya.  Dan hatimu akan bertambah gembira dan bahagia, semakin riang dan bercahaya.”

Yā Muhammadu absyir faqad nusyirat fi ‘l-kā’ināti a`lāmu `ulūmik, wa tabāsyarati ‘l-makhlūqātu bi-qudūmik, wa lam yabqa syay’un mimmā khalaqa ‘l-Lāhu ta`ālā illā jā’a li’amrika thā’i`ān wa li-maqālatika sāmi`ā
"Wahai Muhammad (s), bergembiralah!  Karena sesungguhnya pengetahuan mengenai kedatanganmu telah disebarkan di antara ‘para pengibar bendera dari seluruh makhluk’.   Seluruh makhluk akan menyambut kedatanganmu dengan riang gembira.  Dan setiap makhluk yang diciptakan Allah akan mengetahui kepemimpinanmu, mematuhi perintahmu dan mendengarkan sabdamu.”

Fa-saya’tīka ‘l-ba`īr bi-dzimāmika yastajīr, w’adh-dhabbu wa’l-ghazālah yasy-hadāni laka bi ‘r-risālah
“Dan unta akan datang kepadamu, memohon pertolongan dan perlindungan padamu.  Dhab (sejenis biawak) dan kijang akan menyaksikan kerasulanmu.”

Wa ‘sy-syajaru wa ‘l-qamaru wa ‘dz-dzi’bu, yanthiqūna bi-nubuwwatika `an qarīb
“Dan pepohonan, rembulan dan serigala, tidak lama lagi juga akan bertutur menyatakan kenabianmu.”

Wa markabuka ‘l-burāq ilā jamālika musytāq
“Dan Buraq yang akan menjadi tungganganmu senantiasa rindu ingin menatap keindahan wajahmu.”

Wa Jibrīlu syāwūsu mamlakatika qad a`lana bi-dzikrika fi ‘l-āfāq
“Dan Jibril (a), sebagai menteri bagi kerajaanmu, telah mendeklarasikan (kehadiranmu) dan menyebutkan namamu di seluruh penjuru cakrawala.”

Wa ‘l-qamaru ma’mūrun laka bi ‘l-insyiqāq
“Dan rembulan akan diperintahkan pula untuk terbelah dua untukmu.”


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Wa kullu man fi ‘l-kawni mutasyawwiqun li zhuhūrik muntazhirun li ‘isyrāqi nūrik
Seluruh makhluk di alam semesta menantikan dan merindukan kemunculanmu.  Harapan mereka adalah melihat kecemerlangan pancaran cahayamu.

Fa baynamā ‘l-habību shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama munshitun li samā`i tilka ‘l-asybāh, wa wajhuhu mutahallilun ka-nūri ‘sh-shabāh
Ketika Sang Kekasih (s) terdiam mendengarkan kata-kata malaikat itu, wajahnya berseri-seri laksana cahaya pagi.

Idz aqbalat Halīmatu mu`linatan bi ‘sh-shiyāh taqūlu: wa aghrībāh!  Fa-qālati ‘l-malā’ikah: yā Muhammad, mā anta bi-gharīb, bal anta min ‘a-Llāhi qarīb wa anta lahu shafiyyun wa habīb
Tiba-tiba datanglah Halimah mencari-carinya dengan berteriak-teriak dan berkata, “Kasihan, betapa jauhnya anak ini!”  Lalu para malaikat berkata, “Wahai Muhammad (s), engkau tidak jauh, engkau dekat dengan Allah dan engkau adalah sahabat pilihan-Nya dan orang yang dicintai-Nya.”

Qālat Halīmah: wā wahīdāh!  Fa qālati ‘l-malā’ikah: yā Muhammad, mā anta bi wahīd bal anta shāhibu ‘t-ta’yīd wa anīsuka ‘l-Hamīdu ‘l-Majīd wa ikhwānuka mina ‘l-malā’ikati wa ahli ‘t-tawhīd
Kemudian Halimah berkata lagi, “Kasihan anak ini sendirian!”  Para malaikat berkata, “Wahai Muhammad (s)!  Engkau tidaklah sendiri, bahkan engkau adalah orang yang penuh dengan dukungan.  Penghiburmu adalah Zat Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia dan teman-temanmu adalah para malaikat dan mereka yang percaya dengan Keesaan Allah.”

Qālat Halīmah: wā yatīmāh!  Fa-qālati ‘l-malā’ikah: lilāhi darruka min yatīm, fa inna qadraka `ind-‘a-Llāhi `azhīm
Kemudian Halimah berkata lagi, “Kasihan anak yatim ini!”  Para malaikat berkata, “Betapa terpujinya engkau di antara anak-anak yatim!  Karena sesungguhnya derajatmu di Sisi Allah adalah sangat agung.”


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Fa-lammā ra’athu Halīmatu  sāliman mina ‘l-ahwāl raja`at bihī masrūratan ila ‘l-athlāli tsumma qash-shat khabarahu `alā ba`dhi ‘l-kuhhān
Ketika Halimah melihat bahwa anak yang diasuhnya itu selamat dari bahaya, ia membawanya pulang ke rumah dengan lega dan gembira.  Kemudian ia menceritakan kejadian itu kepada beberapa al-kahin (tukang tilik).

Wa a`ādat `alayhi mā tamma min amrihī wa mā kān fa-qāla lahu ‘l-kāhinu: yābna zamzama wa ‘l-maqām wa ‘r-rukni wa ‘l-bayti ‘l-harām afī ‘l-yaqazhati ra’ayta hadzaa am fi’l-manām?
Ia mengisahkan pada pendeta itu mengenai apa yang terjadi pada Nabi (s).  Lalu tukang tilik itu berkata, “Wahai pangeran dari Telaga Zamzam dan Maqam Ibrahim; pangeran dari Rukun Yamani dan al-Baitul Haram!  Apakah engkau dalam keadaan terjaga ketika mengalami kejadian itu, atau dalam keadaan tertidur?”

Fa-qāla: bal wa hurmati ‘l-maliki ‘l-`alām, syāhadtuhum kifāhan lā asyukku fii dzālika wa lā udhām
Kemudian Nabi (s) menjawab, “Demi kehormatan Maharaja alam semesta, aku melihatnya dengan jelas dan tidak ada keraguan mengenai kejadian itu, dan itu bukanlah tipuan.”

Fa-qāla lahu ‘l-kāhinu: absyir ayyuhā ‘l-ghulām fa anta shāhibu ‘l a`lāmi wa nubuwwatuka li ‘l-anbiyā’i quflun wa khitām, `alayka yanzilu Jibrīl wa `alā bisāthi ‘l-qudsi yukhāthibuka ‘l-Jalīl wa man dza ‘l-ladzī yahshuru mā hawayta mina ‘t-tafdhīl wa `an ba`dhi washfi ma`nāka yaqshuru lisānu ‘l-mādihi ‘l-muthīl
Lalu tukang tilik itu berkata, “Berbahagialah nak!  Karena engkau adalah “Pemimpin seluruh Umat”.  Kenabianmu merupakan kunci dan penutup semua kenabian.  Malaikat Jibril (a) akan turun kepadamu, dan di atas hamparan kudus dan suci, Allah Yang Maha Agung akan berbicara kepadamu.  Siapa yang mampu menghitung segala keutamaan yang engkau miliki?  Sedangkan lidah orang-orang yang memuji dan menyanjungmu saja tidak sanggup menggambarkan bahkan sebagian kecil saja dari keistimewaanmu.”


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Wa kāna shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama ahsana ‘n-nāsi khalqan wa khuluqan, wa ahdāhum ila ‘l-haqqi thuruqan wa kāna khuluquhu ‘l-Qur’ān
Ketahuilah bahwa Nabi (s) adalah sebaik-baik manusia, baik fisik maupun akhlaknya, yang paling mengetahui jalan-jalan kebenaran.  Akhlaknya adalah apa yang ada di dalam al-Qur’an. 

Wa syīmatuhu ‘l-ghufrān, yanshahu li ‘l-insān wa yafsahu fī ‘l-ihsān, wa ya`fū `ani ‘dz-dzanbi idzā kāna fī haqqihī wa sababih
Sifatnya senantiasa memaafkan, memberi nasihat yang tulus kepada manusia dan melakukan kebaikan, serta senantiasa memaafkan kesalahan orang lain—jika itu berada dalam kapasitasnya.

Fa idzaa dhuyyi`a haqqu ‘l-Lāhi lam yaqum ahadun li-ghadhabih, man ra’āhu badīhatan hābah, wa idzā da`āhu ‘l-miskīnu ajābah
Namun apabila hak-hak Allah terlupakan, tiada yang sanggup berdiri menghadapi kemarahannya.  Siapa pun yang pertama kali melihatnya, secara naluriah akan menghormatinya.  Ketika orang miskin memanggilnya, beliau (s) selalu menjawabnya.

Yaqūlu ‘l-haqqa  wa law kāna murran, wa lā yudhmiru li muslimin ghisy-syan wa lā dhurran,
Beliau (s) mengatakan kebenaran walaupun itu pahit dan beliau (s) tidak pernah menyembunyikan apa-apa dari kaum Muslim, tidak pernah menipu atau menyakiti.

Man nazhara fii wajhihii `alima annahu laysa bi-wajhi kadz-dzābin wa kāna shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama laysa bi-ghammāzin wa lā `ayyāb
Siapapun yang melihat wajahnya, pasti akan mengenal bahwa beliau (s) bukanlah seorang pendusta.  Sesungguhnya, beliau (s) tidak pernah mengkritik atau mempermalukan orang lain.

Idzā surra fa-ka’anna wajhahu qith`atu qamarin, wa idzā kallama ‘n-nāsa fa-ka’annamā yajnūna min kalāmihi ahlā tsamar
Bila beliau (s) sedang gembira, wajahnya berseri-seri bagaikan bulan sabit.  Ketika beliau (s) berbicara, kata-katanya tampak bagaikan orang-orang sedang memetik buah-buahan yang manis dari mulutnya.
 
Wa idzaa tabassama tabassama `an mitsli habbi ‘l-ghamām, wa idzā takallama faka’annamā ‘d-durru yasquthu min dzālika ‘l-kalām, wa idzā tahaddatsa fa-ka’anna ‘l-miska yakhruju min fīh
Ketika beliau (s) tersenyum, gigi-geliginya yang putih tampak bagaikan gumpalan awan.  Ketika beliau (s) berbicara, kata-katanya bagaikan butir-butir mutiara yang berjatuhan dari ucapannya.  Ketika beliau (s) berbicara tentang sesuatu, bagaikan ada wangi kasturi yang harum terpancar dari mulutnya.

Wa idzā marra bi tharīqin `urifa min thībihī annahū qad marra fīh
Setiap beliau (s) melewati tempat tertentu, beliau (s) meninggalkan semerbak wangi tubuhnya, dan orang akan tahu bahwa beliau (s) pernah melalui jalan tersebut.  

Wa idzā jalasa fī majlisin baqiya thībuhū fīhi ayyaman wa in taghayyab, wa yūjadu minhu ahsanu thībin wa in lam yakun qad tathayyab
Setiap beliau (s) duduk di dalam suatu majelis, semerbak wanginya masih tercium hingga beberapa hari.  Wewangian terbaik senantiasa tercium bersamanya, walaupun beliau (s) tidak memakai wewangian tertentu.

Wa idzā masyā bayna ash-hābihi fa-ka’annahu ‘l-qamaru bayna ‘n-nujūmi ‘z-zuhr
Tatkala beliau (s) berjalan di antara para Sahabatnya, itu bagaikan rembulan dikelilingi oleh bunga-bunga bintang yang gemerlap. 

Wa idzā aqbala laylan fa-ka’anna ‘n-nāsa min nūrihī fī awāni ‘zh-zhuhr
Setiap kali beliau (s) mendatangi suatu tempat di malam hari, cahayanya tampak jelas dan orang-orang merasa seolah-olah mereka berada di siang hari.

Wa kāna shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama ajwada bi ‘l-khayri mina ‘r-rīhi ‘l-mursalah, wa kāna yarfuqu bi ‘l-yatīmi wa ‘l-armalah
Dan beliau (s) lebih cepat daripada angin yang bertiup dalam berbuat kebaikan dan beliau (s) senantiasa lemah lembut dan ramah terhadap anak-anak yatim dan janda-janda.

Qāla ba`dhu wā shifīhī mā ra’aytu min dzī limmatin sawdā’a fī hullatin hamrā, ahsana min Rasūlillāhi shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallam
Beberapa Sahabat (r) yang menggambarkan beliau (s) berkata, “Aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih menarik dengan turban hitam dan jubah merah daripada beliau (s), Rasulullah (s).”


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Wa qīla li-ba`dhihim: ka’anna wajhahu ‘l-qamar, fa qāla bal adhwā’u mina ‘l-qamar, idzā lam yahul dūnahū ‘l-ghamāmu, qad ghasyiyahu ‘l-jalāl, w’antaha ilayhi ‘l-kamāl
Pernah ditanyakan kepada seorang Sahabat, “Benarkah wajah beliau (s) indah bagaikan bulan purnama?”  Jawabnya, “Bahkan lebih bercahaya daripada rembulan yang tidak ditutupi awan.”  Beliau (s) benar-benar diselubungi kewibawaan yang hebat dan memiliki kesempurnaan tertinggi.

Qāla ba`dhu wa shifīhi: mā ra’aytu qablahū wa lā ba`dahū mitslah
Salah seorang yang menggambarkannya berkata, “Aku belum pernah melihat seseorang yang setara dengan beliau (s) baik sebelum maupun setelahnya.”

Fa ya`jizu lisānu ‘l-balīghi idzā arāda an yuhshiya fadhlah
Bahkan lidah yang paling fasih pun tidak mampu menggambarkan keistimewaannya.

Fa-subhāna man khash-shahū shalla ‘l-Lāhu `alayhi wa sallama bi ‘l-mahalli ‘l-asnā, wa asrā bihī ilā qābi qawsayni  aw adnā
Mahasuci Allah, Zat yang telah menempatkan beliau (s) dalam kedudukan yang tertinggi dan bercahaya dan Yang telah membawanya berjalan di waktu malam hingga sampai ke tempat yang sangat dekat dengan-Nya, sejarak dua busur panah atau lebih dekat lagi. 

Wa ayyadahū bi ‘l-mu`jizāti ‘l-latī lā tuhshā
Dan mendukungnya dengan mukjizat yang tak terhitung banyaknya.

Wa awfāhu min khishāli ‘l-kamāli mā yajillu an yustaqshā, wa a`thāhu khamsan lam yu`thihinna ahadan qablah
Dan melengkapkannya dengan kecakapan yang sempurna yang sulit untuk digambarkan seluruhnya dan memberinya lima keistimewaan yang belum pernah diberikan kepada siapa pun sebelumnya. 

Wa ātāhu jawāmi`a ‘l-kalimi falam yudrik ahadun fadhlah
Dan mengaruniainya kepandaian dalam merangkaikan kalimat yang sedikit ucapannya, namun sangat luas pengertiannya.  Singkatnya, tiada seorang pun yang dapat mencapai segala kelebihan dan keistimewaannya itu. 

Wa kāna lahū fī kulli maqāmin maqāl, wa li-kulli kamālin minhu kamāl
Dan beliau (s) senantiasa memiliki ucapan yang sesuai dan tepat untuk setiap peristiwa dan kejadian.  Dan setiap kesempurnaan berasal dari kesempurnaannya. 

Lā yahūru fī su’ālin wa lā jawāb, wa lā yajūlu lisānuhū illa fī shawāb
Beliau (s) tidak pernah menolak pertanyaan apa pun dan tidak pernah mengelak untuk memberi jawaban.  Dan lidahnya tidak pernah mengucap, melainkan untuk ucapan yang benar.


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.


Wa mā `asā an yuqāla fī man wa shafahu ‘l-Qur’ān, wa a`raba `an fadhā’ilihī ‘t-Tawrātu wa ‘l-Injīlu wa ‘z-Zabūru wa ‘l-Furqān
Apakah lagi yang dapat dikatakan mengenai seorang manusia yang telah disifatkan kemuliaan akhlaknya oleh al-Qur’an, yang kelebihannya telah dijelaskan dalam Taurat, Injil, Zabur dan al-Fur’qan?

Wa jama`a ‘l-Lāhu lahū bayna ru’yatihī wa kalāmihi, wa qarana ‘s-mahū ma`ā ‘s-mihī tanbīhan `alā `uluwwi maqāmih
Dan yang telah Allah karuniakan dengan dua anugerah terhebat, yakni melihat Zat-Nya dan berbicara langsung dengan-Nya.   Allah telah memuliakannya dengan menyandingkan nama beliau (s) bersama Nama-Nya untuk memperlihatkan dan membuktikan ketinggian martabatnya.

Wa ja`alahū rahmatan lil `ālamīna wa nūrān, wa malā’a bi mawlidihi ‘l-qulūba surūrā
Dan Allah telah menjadikannya sebagai rahmat dan cahaya bagi seluruh alam semesta dan telah mengisi semua kalbu dengan kegembiraan karena kelahirannya.


Allāhumma shalli wa sallim wa bārik `alayh wa `alā ālih
Allaahumma ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan serta keberkahan kepadanya dan kepada keluarganya.